TENTANG IBADAH SUNNAH DI BULAN RAJAB
Oleh: KH.Iip Wijayanto el-Bankuli
BEBERAPA hari ini saya
banyak sekali mendapatkan kiriman pesan untuk bersama-sama melaksanakan ibadah
puasa di bulan rajab ini. Juga pertanyaan, ibadah apa saja yang harus dilakukan
di bulan rajab ini yang insya Allah 1 rajab 1437 Hijriah jatuh di tanggal 9
april 2016. Maka jawaban saya, tetap beribadah dan belajar dengan penuh
semangat. Bulan rajab itu peringatan bagi orang-orang yang beriman, bahwa tidak
lama lagi Ramadhan akan tiba. Hanya menunggu melewati bulan sya’ban. Karena itu
kita harus gembira.
Ada cukup banyak kitab
yang membahas tentang keutamaan bulan rajab. Salah satu yang paling terkenal
adalah kitab DURRATUN NASHIHIN karya Syaikh Usman bin hasan bin ahmad bin
asy-syakir al-khaubawy, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada beliau. Juga kitab-kitab lainnya. Namun demikian, kita perlu untuk
menelaah lebih jauh tentang derajat hadist-hadist yang beliau-beliau gunakan
karena ibadah yang terbaik adalah dengan berlandaskan hadis-hadis yang shahih.
Ada sangat banyak hadist
yang digunakan dan disebarkan oleh teman-teman. Maka saya cantumkan penelitian
hadist yang dilakukan terhadap hadis-hadis yang digunakan dalam kitab-kitab
tadi.
Hadis yang pertama:
إِنَّ فيِ الجَنّةِ نَهْرًا يُقَالُ
لَهُ رَجَب أَشَدّ بَيَاضًا مِنْ اللبنِ وَأَحْلَى مِنْ العَسَلِ، مَنْ صَامَ
يَومًا مِنْ رَجَب سَقَاهُ اللهُ
منْ ذلِكَ النَهَارِ.
Artinya:
“Sesungguhnya di surga ada
sebuah sungai, dinamakan sungai Rajab. Airnya lebih putih dari pada susu, lebih
manis dari pada madu, barangsiapa yang puasa satu hari pada bulan Rajab, Allah
akan memberikannya minum dari sungai itu.”
Takhrij Hadis: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibn Hibban
dalam al-Majruhin dan al-Bayhaqi dalam Fada’il al-awqat dan al-Shayrazi dalam al-Alqab seperti diisyaratkan oleh al-Suyuti.
Kesemuanya dari riwayat Anas Al-Khubawi mengisyaratkan bahwa Hadis ini
diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Tetapi
isyarat ini adalah salah sebab al-Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan Hadis
ini dan tidak ada seorang ulama Hadis pun yang mengisyaratkan ke arah itu, apa
lagi Hadis ini adalah amat da’if, bahkan beberapa ulama menghukumkannya palsu.
Jadi tidak mungkin keduanya meriwayatkan Hadis ini. Maka Hukum Hadis ini adalah Da’if.
Hadis ini telah dihukumkan
palsu oleh beberapa ulama seperti Ibn al-Jawzi, al-Dhahabi dan Ibn Hajar
dalam Lisan
al-mizan. Sebabnya adalah di dalam sanad Hadis
ini terdapat perawi pendusta, iaitu Mans.u-r b. Yazid. Ibn al-Jawzi mengatakan
bahwa dalam sanadnya banyak yang tidak diketahui.Akan tetapi
al-Suyuti dan Ibn Hajar dalam kitab Tabyin al-’Ajab hanya
me da’if kan
Hadis ini., berbeda dengan hukuman beliau ke atas Hadis ini dalam Lisan al-mizan seperti dijelaskan di atas. Beliau
berkata “ Isnadnya secara am adalah da’if, akan tetapi
ia belum sampai menjadikan Hadis ini palsu ”.
Hadis ke dua:
صَوْمُ أَوَّل يَوْمٍ مِنْ رَجَب كَفَّارَة
ثَلاَثَ سِنِيْنَ، وَالثاني كَفَّارَة سَنَتَيْنِ، وَالثالث كَفَّارَة سَنَة،
ثمَّ كُل يَوْمٍ كَفارَة شَهْرٍ
Artinya:
“Puasa hari pertama dari
bulan Rajab menghapuskan dosa tiga tahun, puasa pada hari keduanya menghapuskan
dosa dua tahun, dan puasa pada hari ketiga menghapuskan dosa satu tahun,
kemudian setiap hari-hari selanjutnya akan menghapuskan dosa sebulan.”
Takhrij Hadis: Hadis ini seperti yang diisyaratkan oleh
al-Suyuti, diriwayatkan oleh Abu Muhammmad al-Khallal dalam Fada’il Rajab daripada Ibn ‘Abbas. Dan hukum hadis ini adalah Maudu’/Palsu. Imam
As-Suyuti menghukumkan Hadis ini dengan da’if, akan tetapi al-Munawi mengatakan amat da’if,
kemudian beliau menukil pendapat Ibn Salah dan Ibn Rajab al-Hambali yang
mengisyaratkan palsunya Hadis-hadis mengenai puasa Rajab. Al-Albani hanya menda’ifkan Hadis ini. Hadis ini dapat dihukumkan palsu
berdasarkan kaidah yang disebutkan Ibn Qayyim dan Ibn Hajar.
Nah, Imam Ibnu Hajar
mengatakan bahwa:
“Tidak terdapat riwayat
yang sahih yang layak dijadikan dalil tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula
riwayat yang shahih tentang puasa rajab, atau puasa di tanggal tertentu bulan
Rajab, atau shalat tahajud di malam tertentu bulan rajab. Keterangan saya ini
telah didahului oleh keterangan Imam Al-Hafidz Abu Ismail Al-Harawi.” (Tabyinul
Ujub bi Ma Warada fi Fadli Rajab, hlm. 6)
Imam Ibnu Rajab dalam kitab berjudul Lathaiful Ma’arif, beliau
menegaskan tidak ada ibadah khusus untuk bulan rajab:
لم يصح في شهر رجب صلاة مخصوصة تختص به و الأحاديث المروية في فضل
صلاة الرغائب في أول ليلة جمعة من شهر رجب كذب و باطل لا تصح و هذه الصلاة بدعة
عند جمهور العلماء
“Tidak terdapat dalil yang sahih tentang
anjuran shalat tertentu di bulan Rajab. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan
shalat Raghaib di malam Jumat pertama bulan Rajab adalah hadis dusta, batil,
dan tidak sahih. Shalat Raghaib adalah bid’ah, menurut mayoritas ulama.”
(Lathaiful Ma’arif, hlm. 213)
Dari kitab yang sama, dijelaskan tentang
sikap para sahabat tentang bulan rajab ini. Sikap Umar bin Khattab:
روي عن عمر رضي الله عنه : أنه كان يضرب أكف الرجال في صوم رجب حتى
يضعوها في الطعام و يقول : ما رجب ؟ إن رجبا كان يعظمه أهل الجاهلية فلما كان
الإسلام ترك
Diriwayatkan dari Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau memukul telapak tangan beberapa orang yang
melakukan puasa rajab, sampai mereka meletakkan tangannya di makanan. Umar
mengatakan, “Apa rajab? Sesungguhnnya rajab adalah bulan yang dulu diagungkan
masyarakat jahiliyah. Setelah islam datang, ditinggalkan.”
Dalam riwayat yang lain,
كرِهَ أن يَكونَ صِيامُه سُنَّة
“Beliau benci ketika puasa rajab
dijadikan sunah (kebiasaan).” (Lathaif Al-Ma’arif, 215).
Sikap sahabat Abu Bakrah radhiyallahu
‘anhu,
أنه رأى أهله قد اشتروا كيزانا للماء واستعدوا للصوم فقال : ما هذا
؟ فقالوا: رجب. فقال: أتريدون أن تشبهوه برمضان ؟ وكسر تلك الكيزان
Beliau melihat keluarganya telah membeli
bejana untuk wadah air, yang mereka siapkan untuk puasa. Abu Bakrah bertanya:
‘Puasa apa ini?’ Mereka menjawab: ‘Puasa rajab’ Abu Bakrah menjawab, ‘Apakah
kalian hendak menyamakan rajab dengan ramadhan?’ kemudian beliau memecah
bejana-bejana itu. (Riwayat ini disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni
3/107, Ibn Rajab dalam Lathaif hlm. 215, Syaikhul Islam dalam Majmu’ Fatawa
25/291, dan Al-Hafidz ibn Hajar dalam Tabyi Al-Ujb hlm. 35)
Apa yang harus kita lakukan di bulan
rajab ini? Teruskanlah berbagai ibadah puasa sunnah yang sudah biasa kita
lakukan. Terus perbanyak membaca dan menghafalkan Al-Qur’an sebagai persiapan
kita untuk menyongsong bulan Ramadhan (setelah sya’ban). Dan hindari keributan
kecil...apalagi keributan besar seperti yg umumnya dilakukan oleh para anggota
legislatif dan politikus kita. Juga keributan kecil di keluarga, di kantor dan
di jalan. Karena orang yang beruntung itu adalah orang-orang yang semakin hari
ibadahnya menjadi semakin baik.Wallahu A’lamu