Dari Aisyah
RA,dia berkata,”Jika tiba sepuluh hari yang terakhir, beliau menghidupkan malam
hari (untuk beribadah), beliau membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh
(beribadah) serta mengencangkan kainnya.”(Shahih Muslim BAB 3/176)
ALHAMDULILLAH…kita sudah memasuki 10 hari bagi akhir di bulan ramadhan. Ada
pemandangan khas pada momentum seperti ini, Masjid-masjid mulai sepi dari
jamaah.Jamaah sholat tarawieh menyusut jauh.Demikian juga dengan ibadah
iktikaf, tidak banyak diminati orang apalagi generasi muda.Iktikaf pindah ke mall.Bahkan
saya baca di media,ada komunitas-komunitas dakwah yang juga memindahkan
kegiatan dakwahnya ke pusat-pusat perbelanjaan. Tidak salah juga sih, tetapi
jelas tujuan puasa dan berbagai ibadah di bulan ramadhan tidak tercapai jika
kita mengalah dengan trend.Seharusnya kita tahu bahwa salah satu golongan
manusia yang mendapatkan perlindungan dari Allah SWT di tengah-tengah
dahsyatnya peristiwa kiamat adalah orang-orang yang mencintai Masjid.
Orang-orang yang hatinya selalu terikat dengan Masjid (warajulun qolbu mualakun
bil masjid).
Seharusnya,
di momentum istimewa ini ketika bonus pahala banyak disebarkan ummat Islam
harus berusaha meraih sebanyak-banyaknya.Bahkan janji tentang lailatul qadr-pun
tidak membuat motivasi ibadah meningkat.Iming-iming discount yang ditawarkan
oleh berbagai produk yang ramai mewarnai iklan-iklan di televisi dan surat
kabar faktanya jauh lebih memikat hati.Hasilnya?Seperti yang kita lihat, Mall
jauh lebih ramai daripada Masjid dan Mushola-mushola.
Sesungguhnya
ini dapat menjadi renungan kita bersama, bahwa akhir-akhir ini bangsa kita
begitu jauh dari keberkahan.Korupsi merajalela di mana-mana.Bahkan pencetakan
kitab suci Al-Quran-pun tidak serta merta menjadi bersih dari KKN.Kerukunan
antar ummat Islam semakin menipis.Setiap memasuki ramadhan dan idul adha selalu
terjadi perbedaan, perbedaan kecil saja tetapi karena disikapi dengan emosional
justru hasil memperlebar ukhuwah membuat kita menjadi berseberangan antara satu
dan lainnya.Demikian pula dengan bencana alam yang datang silih berganti.Ini
menjadi indikator,bahwa mungkin puasa-puasa kita pada ramadhan-ramadhan yang
lalu tidak berhasil.
Jika
ada satu orang saja dari bangsa ini yang mendapatkan lailatul qadr,pastilah
Allah SWT akan menurunkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita.Rahmat itu bisa
dalam bentuk sifat kekeluargaan antar ummat yang semakin baik.Toleransi menjadi
semakin baik.Perbedaan akan selalu disikapi dengan bijaksana.Dan bangsa ini
akan bebas dari berbagai bencana alam, kekeringan, hama penyakit,kebanjiran dll.Ini
menjadi momentum refleksi bagi kita agar tidak menyia-nyiakan waktu yang ada
untuk ibadah untuk mengerjakan hal-hal yang sia-sia.Mari kita ramaikan iktikaf
di Masjid.Sangat indah jika uang belanja yang ada dimanfaatkan untuk sedekah
daripada sekedar memuaskan syahwat belanja.WallahuA’lamu
Bishawwab