Jumat, 03 Januari 2014

IKTIKAF DI “MALL”


Dari Aisyah RA,dia berkata,”Jika tiba sepuluh hari yang terakhir, beliau menghidupkan malam hari (untuk beribadah), beliau membangunkan keluarganya dan bersungguh-sungguh (beribadah) serta mengencangkan kainnya.”(Shahih Muslim BAB 3/176)

           

ALHAMDULILLAH…kita sudah memasuki 10 hari bagi akhir di bulan ramadhan. Ada pemandangan khas pada momentum seperti ini, Masjid-masjid mulai sepi dari jamaah.Jamaah sholat tarawieh menyusut jauh.Demikian juga dengan ibadah iktikaf, tidak banyak diminati orang apalagi generasi muda.Iktikaf pindah ke mall.Bahkan saya baca di media,ada komunitas-komunitas dakwah yang juga memindahkan kegiatan dakwahnya ke pusat-pusat perbelanjaan. Tidak salah juga sih, tetapi jelas tujuan puasa dan berbagai ibadah di bulan ramadhan tidak tercapai jika kita mengalah dengan trend.Seharusnya kita tahu bahwa salah satu golongan manusia yang mendapatkan perlindungan dari Allah SWT di tengah-tengah dahsyatnya peristiwa kiamat adalah orang-orang yang mencintai Masjid. Orang-orang yang hatinya selalu terikat dengan Masjid (warajulun qolbu mualakun bil masjid).

            Seharusnya, di momentum istimewa ini ketika bonus pahala banyak disebarkan ummat Islam harus berusaha meraih sebanyak-banyaknya.Bahkan janji tentang lailatul qadr-pun tidak membuat motivasi ibadah meningkat.Iming-iming discount yang ditawarkan oleh berbagai produk yang ramai mewarnai iklan-iklan di televisi dan surat kabar faktanya jauh lebih memikat hati.Hasilnya?Seperti yang kita lihat, Mall jauh lebih ramai daripada Masjid dan Mushola-mushola.

            Sesungguhnya ini dapat menjadi renungan kita bersama, bahwa akhir-akhir ini bangsa kita begitu jauh dari keberkahan.Korupsi merajalela di mana-mana.Bahkan pencetakan kitab suci Al-Quran-pun tidak serta merta menjadi bersih dari KKN.Kerukunan antar ummat Islam semakin menipis.Setiap memasuki ramadhan dan idul adha selalu terjadi perbedaan, perbedaan kecil saja tetapi karena disikapi dengan emosional justru hasil memperlebar ukhuwah membuat kita menjadi berseberangan antara satu dan lainnya.Demikian pula dengan bencana alam yang datang silih berganti.Ini menjadi indikator,bahwa mungkin puasa-puasa kita pada ramadhan-ramadhan yang lalu tidak berhasil.

            Jika ada satu orang saja dari bangsa ini yang mendapatkan lailatul qadr,pastilah Allah SWT akan menurunkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita.Rahmat itu bisa dalam bentuk sifat kekeluargaan antar ummat yang semakin baik.Toleransi menjadi semakin baik.Perbedaan akan selalu disikapi dengan bijaksana.Dan bangsa ini akan bebas dari berbagai bencana alam, kekeringan, hama penyakit,kebanjiran dll.Ini menjadi momentum refleksi bagi kita agar tidak menyia-nyiakan waktu yang ada untuk ibadah untuk mengerjakan hal-hal yang sia-sia.Mari kita ramaikan iktikaf di Masjid.Sangat indah jika uang belanja yang ada dimanfaatkan untuk sedekah daripada sekedar memuaskan syahwat belanja.WallahuA’lamu Bishawwab

Ustadz Iip Wijayanto